You can’t always get
what you want,
but if you
try,sometimes you might get what you need
-jagger-
Hai, reader
Lagi lagi saya terjebak dalam nestapa. Nestapa yang memang
ga ada habisnya, karena ia selalu setia mendahului kebahagiaan. Kebahagiaan
yang terlalu sulit untuk kita tunggu. Karena dalam proses menunggu kebahagiaan
itu ekspektasi yang muncul dalam benak terlalu agresif. Akhirnya kita jadi ga
sabaran deh.
Aku udah bisa ngatasin semua ketidaksabaran menunggu
kebahagiaan itu. aku bisa mengontrol emosi, dan ga lagi bilang “kapan semua ini
berakhir ?”. Aku percaya banget kebahagiaan itu setia ngekorin si nestapa. Tapi
masalahnya, apakah kebahagiaan dibalik itu sesuai dengan ekspektasi ?
Waktu emang ga pernah bisa jawab semuanya secara spontan. Tapi setidaknya dia bisa menjawab.
Menyakitkan atau enggak, itulah jawaban yang
sebenar-benarnya. Ketika kebahagian sesuai dengan ekspektasi, kamu bisa riang,
gembira suka cita dan segala penantian kamu di ruang nestapa ga berarti sebab
kamu dapatkan apa yang kamu mau. Tapi lain hal apabila kebahagiaan itu sangat
jauh dari ekspektasi, saat itulah lirik lagunya Mas Jagger terasa nyesss banget
dihati.
Ini kisah aku. Yang setiap pagi mikirin dia di kelas, setiap
siang liat dia di lapangan basket, setiap sore stalking aktivitas dia di
twitter, dan setiap malem ngomongin dia di blog. Dan akhirnya aku sadar, aku
kesandung, jatoh, luka parah dan sekarang udah buta karena cintaaah.
Bodohnya, aku memilih jalan yang sangat menyiksa diri :
nyimpen perasaan. Menyimpan perasaan itu ga mudah. Ga hanya sekedar diam dan
bersikap ga ada apa-apa. Kalo Cuma begitu sih aku juga bisa !!. Memendam
perasaan itu mengharuskan kita berbohong dan menutup rapat segala bentuk
perasaan itu supaya ga diketahui. Kita harus menahan senyum yang amat lebar
saat bertemu dia. Kita harus menahan tangis saat dia bersama orang lain. Kita
harus melakukan sesuatu agar dia melihat kita. Kita harus bekerja keras untuk
searching all about dia karena kita ga bisa nanya langsung. Kita harus bisa
menyangkal prasangka teman yg nanya “ kamu suka dia ? “. Kita harus bisa
memutihkan wajah kita yang merah saat dia tersenyum sama kita. Kita selalu
berangan tentang dia dan ga pernah absen dari buku harian kita. Dan itu sulit.
Tapi aku bisa melalui itu dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Hingga suatu saat aku mulai melangkah, (dibaca: 3m.
mengobrol, menyapa, mention) dan aku berharap dia sadar bahwa aku pengen dekat
sama dia, dan ternyata/sepertinya dia ga respon. Sampe sekarang terhitung
3minggu dan masih belum ada progress. Aku sih masih sanggup nunggu beberapa
minggu lagi sampe dia sadarin hal itu. Masalahnya setelah aku nunggu, apakah
ada jaminan kalo aku bakal dekat sama dia ? how selfish I am. >,<
Untuk hal ini, ga tau kenapa aku ga bisa jadi dewasa. I don’t
wannna get nothing after I lost something. Aku kehilangan waktu untuk nunggu
dia, dan aku ga mau ga dapatkan dia. what kind of girl am i.
Saat ini keinginan terbesar aku adalah mesin waktu. Dan yg bakal aku lakukan adalah :
- Pukul mukanya karna udah buat aku nunggu, trus
balik lagi ke 1 menit sebelum aku mukul dia. dan u know, aku ga bakalan mukul
dia.
- Bilang ke dia “aku suka kamu”, dan lihat apa yg
terjadi. Kalo responnya sesuai dengan harapan, aku lanjutin. Tapi
kalo responnya ga sesuai dengan harapan, mesin waktu beraksi. Aku kembalikan
semua. Mundurin waktu, dan ga jadi bilang.
- Pergi ke tahun depan, dan melihat apakah aku dan
dia masih dingin kaya gini.
Aduh ga penting semuanya. Tapi setidaknya ada sesuatu yang
bisa aku lakukan dan aku bisa dapet suatu kepastian. Daripada kaya gini. Nunggu
nunggu dan nunggu di ruangan yang penuh sesak oleh pengharapan dan bahkan bau kebahagiaanpun
ga kecium.
Ga nyangka panjang bgt post aku kali ini. Tapi rasanya lega.
Makasih blogspot. bye