Review Of My Life

on Sabtu, 31 Desember 2011
Umur 1 tahun, ga banyak yang aku tau. Cuma aku bisa melihat mama, papa, kakak kakak aku, oma, opa, mbah, dan banyak sanak saudara masih hangat tersenyum sama aku. Aku masih manusia baru yang mungil dan semua orang masih seneng senengnya akan kehadiranku.

Umur 2 tahun, aku bisa ngomong, manggil mama, papa dan orang – orang yang selalu ada disamping aku. Aku mulai bisa berjalan, bermain dan sedikit berfikir. Aku memulai prosesku untuk melakukan segala hal seperti orang orang yang aku lihat.

Umur 3 tahun, aku mulai bisa berkomunikasi secara sempurna, aku mengerti apa yang orang lain ucapkan, dan orang lain mengerti apa yang aku ucapkan. Maka aku memulai proses sosialisasi dan mendapatkan beberapa teman yang sebaya dengan ku.

Umur 4 tahun, dunia luar mulai aku masuki. Aku menginjak taman kanak – kanak yang penuh warna. Aku mendapat banyak teman dan mengerti akan keadilan dan membuang segala keegoisan. Karena ku tau semua sama.

Umur 5 tahun, orang tua ku mulai menuntut sesuatu dariku. Sesuatu yang bisa dibanggakan. Dan saat itu aku mulai mengerti bahwa aku ada disini untuk membahagiakan dan membanggakan mereka. Aku punya suatu tujuan.

Umur 6 tahun, aku menyentuh pendidikan formal, sekolah dasar. Pergaulanku meluas, pengetahuanku meluas, dan pandanganku pun meluas. Aku mulai bisa berpendapat tentang sesuatu yang menurutku penting, walau ku tau bagi mereka, orang dewasa, tidak.

Umur 7 tahun, aku mulai mendapatkan masalah masalah kecil , namun aku sudah memiliki sedikit pengetahuan untuk aku bisa berfikir untuk menyelesaikan masalah kecil itu. Aku mulai mandiri, dan dari situ aku berlatih untuk bertanggung jawab.

Umur 8 tahun, aku sudah bisa bertanggung jawab atas hal hal kecil, dan mengerti benar akan hadiah dan hukuman. Aku tau bagaimana peranku.

Umur 9 tahun, aku belajar untuk menjadi seorang gadis dan menjaga diriku sebaik mungkin. Aku mempunyai sahabat, dan sedikit memahami akan ketertarikan pada lawan jenis.

Umur 10 tahun, aku mulai memiliki rahasia – rahasia kecil diantara aku dan sahabatku. Entah itu sebuah kenakalan kecil, atau ketertarikan pada lawan jenis.

Umur 11 tahun, tahun ini dipenuhi oleh persahabatan dan rasa suka, akhirnya aku terlena, dan pelajaranku menurun. Aku tau apa komitmennya, yaa, orang tua membatasi waktu bermainku.

Umur 12 tahun, aku menyadari bahwa sebentar lagi ujian kelulusan. Aku belajar siang dan malam. Namun kenyataan bahwa aku akan pindah ke suatu kota yang jauh, membuatku hancur. Dan itu mempengaruhi nilai ujianku. Aku ingin teriak menangis, aku ga mau pergi.

Umur 13 tahun, aku berada di kota yang baru, Tanjungpinang. Dan melanjutkan SMP. Aku berusaha untuk beradaptasi, mencari teman baru yang ku tau tidak akan pernah menggantikan sahabat kecilku, dan mencoba menerima keadaan walau terkadang aku menagis dimalam hari mengingat sahabat dan kenanganku di Jakarta. Aku ingin kembali kesana.

Umur 14 tahun, aku punya ponsel pertamaku, punya geng, dan hari – hariku penuh dengan kecentilan – kecentilan anak SMP. Aku mendapat menstruasi pertama, dan aku ingin diakui sebagai seorang gadis. Aku belajar bersolek karena aku ingin terlihat cantik dimata siapapun. Aku merasa memiliki diriku, dan meyandang sebuah tanggung jawab untuk menjaga diri dan kehormatanku. Disini juga Aku punya cinta pertama, dan aku rasa cinta itu akan selalu ku ingat sepanjang masa :).

Umur 15 tahun, aku mulai belajar tentang solidaritas. cinta – cinta monyet mulai kutinggalkan karena sebentar lagi ujian kelulusan, aku harus focus. Akhirnya aku lulus dengan nilai memuaskan. Aku memasuki dunia SMA, dan mulai banyak tuntutan fasilitas kepada orang tuaku

Umur 16 tahun, persahabatan sangat mendominasi masa SMA ku, solidaritas diatas segala – galanya, penuh dengan kisah-kisah menarik yang putih abu-abu banget. Aku bahagiaaaa, sangat bahagiaaa ga bisa dilukiskan masa itu. Cinta juga menghiasi masa-masa itu, bukan cinta monyet, tapi cinta putih abu-abuers. hahahaha. Namun, semua itu ga berlangsung lama. . . .

Ya, aku pindah lagi ke kota baru, lagi lagi aku harus beradaptasi, mencari teman baru, dan menerima keadaan walau terkadang aku masih sering menangis mengingat teman, sahabat, cinta, dan segala kenanganku disana
Sekarang di hari ulang tahunku yang ke 17, dimana akan menjadi usia terindah di hidup siapapun, aku berada disuatu tempat yang asing, dengan orang orang asing yang menganggapku asing. Sweet seventeen ga terdengar gaungnya. Yah, its okay. Mungkin foto foto menjijikan aku dengan bermandikan tepung dan telur itu Cuma ada dalam mimpi. Mungkin red dress, high heels, dan night party sama temen – temen dan sahabat aku itu Cuma ada dalam mimpi. Semoga kesendirian ini menjadi hadiah terindah yang mungkin ga akan pernah aku dapatin di ultah – ultah aku selanjutnya. Makasih tuhan, setidaknya aku punya raga dan jiwa yang sehat, dan yang terpenting mama papa ada disamping aku :)

 23 desember 2011

0 komentar:

Posting Komentar