Pendakian Gunung Slamet (3.428 Mdpl)

on Selasa, 17 April 2012

Hai hai hai .
Gue nulis post ini dalam keadaan badan setengah ancur ( iih gila, horror bgt lo ! ) iya, secara gue baru aja turun dari Puncak Gunung Slamet bersama temen temen organisasi Pecinta Alam gue EIGER CORPS dalam rangka survey + have fun.
Aduh gila, perjuangan ke Puncak itu ….. jatuh bangun. Dan ditambah lagi, ini adalah pertama kalinya gue mendaki. Alhasil, gue harus berusaha keras buat ngilangin pikiran “mana sih puncaknya ?”, “kok ga nyampe-nyampe ?”, “ah cape, gue ga kuat”, “aa, kangen rumah”, dan masih banyak lagi. Untungnya gue punya temen temen EIGER yang solidnya setengah mampus. Yang selalu bilang, “sedikit lagi sampe, vin !”. gue jadi semangat sih, tapi berita buruknya, mereka bohong.
Gue berangkat dari Bambangan, dan sempet ngecamp/bermalam di post 1 dan post 7. Kedua tempat itu menorehkan kenangan buruk. Di post 1 beberapa logistic rombongan kita di embat sama rombongan dari **** saat kita tertidur, di post 7 gue ngedrop kedinginan setengah mampus ga bisa gerak (lebay!!). Tapi emang bener kok. Di post 7 gue berfikir  untuk pulang di pagi harinya, tapi pas pagi-pagi gue bangun, gue langsung disuguhi sama pemandangan yang luar biasa indah. Sunrise. Matahari yang malu-malu keluar dari sela sela awan, gradasi warna yang aaaa ga bisa diungkapkan dengan kata-kata. Gue serasa tinggiiiii bgt, sampe-sampe dari situ gue bisa liat gunung Sumbing, Sindoro, Merbabu. Dan komandan gue bilang “kalo dipuncak, pemandangan lebih indah dari ini”. Komandan berhasil mengurung niat gue untuk pulang.
Pagi itu target kita adalah, Puncak !!! lewatin post 8,9 dan tenaga gue serasa tingal setetes dua tetes. Dengan setetes dua tetes itulah akhirnya gue sampe di post 10 atau lebih keren disebut PUNCAK. Semua cape itu terbayar ketika gue menyadari bahwa saat itu gue telah berada di atas awan. Sejauh mata memandang, gue yang paling tinggi. Gue ga ngerasa pendek lagi looh . hehehe. Rasanya tuh banggaaa bgt karena kita udah taklukan gunung kedua tertinggi di pulau Jawa ini. Trus kita berfoto-foto, abis itu kita turun dan pulang.
Pendakian gunung slamet 3.428 Mdpl itu kita lalui selama 2 hari 2 malam. Dingin Cuma terasa dikulit. Semangat kita ga pernah berubah, tetep panas dan membara. Hehehe (kecuali gue yg sempet depresi). Tapi gue ga pernah nyesel. Setelah gue pulih dari depresi itu, gue jadi percaya depresi itulah yg membuat kita jadi lebih kuat dari yg sebelumnya.
Huh, sebenernya tulisan ini hanya 1/50 dari yg bisa gue certain saat pendakian itu. Tapi gue ga mungkin certain semuanya, makanya Taklukkan Gunung Slamet ya. Emang cape bgt sih, bahkan saat perjalanan wajar kamu berfikir “ngapain ya aku mendaki ?”, “andaikan aku dirumah” . Tapi Pesen gue, walopun cape, langkahin terus kaki kamu, langkah langkah itu yang membuat kamu sampe di Puncak. Caluuuu !!

Salam lestari !!

Dia Dia Aku Suka !!

on Jumat, 13 April 2012

Dia
Terlalu sibuk dengan segala kegemarannya.
Terlalu sibuk dengan kegiatannya.
Dan terlalu sibuk dengan komunitasnya.
Tidak kah kau sadari berapa banyak pasangan mata yang melihatmu tanpa berkedip ?
Tidak kah kau hitung berapa kali ku lemparkan senyum untuk kau ketahui apa arti dibaliknya ?
Tidak kah kau tau berapa lama aku menunggu kau melihatku disini ?
Mungkin sikapku egois, aneh, atau bahkan menakutkan
Tapi sungguh tidak sedikitpun aku ingin mencuri kebahagiaanmu
Aku hanya ingin kau tau,
Bahwa tanpa kau sadari kau telah tebarkan pesonamu
Membiarkan banyak orang berharap dengan mu
Membiarkan seseorang mencintaimu
Namun kau tetap diam
Bukan salahmu, tapi kau telah menyiksa
Bukan inginku, tapi aku terlanjur suka
Jika kau tidak suka, Tolong berikan alasan untuk ku bisa menjauh darimu
Jika kau suka, Tolong katakan sesuatu agar ku tau bahwa kau membalas
Jika kau seorang yang apatis dan arogan,
biarkan aku menangkap karismamu dan bimbang untuk menyimpannya di kotak cinta atau kagum.
Aku wanita, dan semua wanita tidak menyukai segala bentuk ambiguitas
Segala bentuk kesamaran, dan segala arti tanpa kata.
Memang tidak penting bagimu untuk menghindari segala yang aku tidak suka
Namun tidak salah bila kau hindari itu semua.
Bukan untuk membahagiakanku, tapi lakukanlah sesuatu untuk orang yang buta karenamu.

klasifikasi di sekolah

on Kamis, 12 April 2012

Sekolah. Ah, kalo mau bahas tempat ini kayanya ga bakal ada abisnya deh. Suka duka selama menimba ilmu disini ga mungkin bisa dihitung pake angka. Lebih dari 70% hidup aku, aku habiskan disekolah. Bukan Cuma sekedar untuk sekolah, kadang saat galau pun, aku kesekolah untuk cari ketenangan.
Sayang, pergaulan sekolah terlalu luas untuk di selami setiap sudutnya. Kita harus pandai pandai mencari tempat yang pas. Seperti di sekolahku misalnya. SMA Negri 1 Purwokerto. Kamu mau cari anak seperti apa aja, ada disana. Tapi secara garis besar, berbagai spesies itu di klasifikasikan menjadi 4 kelompok. Yaitu kelompok organisator, kelompok akademik, kelompok rohaniah, dan kelompok gaul.
Kelompok organisator adalah pedang bagi sekolah “buncit”. Organisator yang aktif dan kritis pasti meneriakan segala bentuk demokrasi dan keterbukaan oprasional sekolah khususnya biaya. Nah dari kacamata aku yang berlensa min satu sih, aku ngeliat kelompok organisator itu adalah kelompok siswa siswi yang sumpah arogan banget kalo lagi perfom, dan sumpah bikin ngakak banget kalo lagi di markas. Professional sih, tapi ga konsisten. Mereka punya banyak topeng, banyak ide, banyak trik berdiplomasi dan berpolitik. Mereka bakal meninggalkan 70% kegiatan dikelas hanya untuk mengoptimalkan organisasi yang mereka pegang. Aku suka pandangan mereka yang luas, tapi sayangnya ga jarang pihak sekolah mengecam ini itu pergerakan organisasi.
Kelompok akademik adalah mmmmmm ya kita semua tau. kelompok yang diam, statis, pasif namun ampuh mengangkat nama baik sekolah, kota, provinsi ataupun Negara. Kelompok yang bener – bener jadi ukuran kualitas sekolah dan guru. dan sayangnya tanpa mereka ketahui dan mereka ga mau ketahui adalah sekolah menganggap mereka seperti sapi. Disayang, di kasih fasilitas ini-itu, dipaksa belajar, dan secara ga langsung di press untuk menang. Akhirnya mereka menghasilkan prestasi menguntungkan sekolah dan apakah akademik menentukan masa depan mereka secara mutlak ? ga boy. Mereka hanya kehilangan beberapa bagian episode SMA mereka. (ini kata penghibur bagi temanteman yang bodoh akademik) hahaha
Kelompok rohaniah adalah kelompok yang damai dan loyal. Berkembang dengan tenang tanpa kecaman dari sekolah.  Makanya siswa siswinya lembut dan maniiiiis banget, secara mereka ga pernah tau sih gimana perjuangan ngemis atau berontak sama sekolah minta peralatan ato fasilitas. Kan semua udah tersedia di sekolah. nah karena ini adalah kelompok terdamai dan terbanyak aturannya untuk berbuat ini itu, kelompok ini sering dijadikan pelarian bagi mereka yang habis terjatuh atau sedang terpuruk. Sekolah mandang mereka mungkin seperti pelengkap. Hanya sekolah ga bermoral sih yang ga punya kelompok ini.
Sisanya adalah Kelompok gaul sebagai kutu bagi sekolah. Ada banyak dan bikin gatel sana sini. Sebatas pelanggar peraturan sekolah untuk mencapai keeksisan mereka. Menurutku, kelompok ini adalah kelompok yang paling tidak potensial. Pandangan sebatas boyband, girlband, dan Hollywood.  Biarin lah, mereka money maker bagi sekolah, secara sebagian besar mereka adalah kalangan the have. Jadi wajar kalo sekolah senyum manis banget dan ga pernah dendam sama mereka.
Sampe sekarang aku belum tau ada dikelompok yang mana. Yang jelas aku ga mungkin merangkul semuanya. Tentuin ya kamu dimana, sebagai media pergaulan tempat kamu berkembang.